Tuesday, March 29, 2011

vietnam

Vietnam, saya mengunjungi negara ini di penghujung tahun 2010. Kota pertama yang saya jejaki adalah Hanoi, yang menjadi Ibukota Negara sekaligus pusat pemerintahan Vietnam. Hanoi sendiri terletak di Vietnam bagian Utara. Karena berbatasan dengan negara China, membuat kota Hanoi di penghujung tahun biasanya memasuki musim dingin. Walaupun tanpa hujan salju namun, suhu di kota ini pada pagi hari bisa mencapai 15 derajat celcius, bahkan hingga pukul 12 siang waktu setempat kita masih merasakan sejuknya angin, ya kira kira seperti cuaca di Puncak Jawa Barat atau Bedugul, Bali. 

Sejurus situasi kota Hanoi dan Jakarta hampir tiada bedanya. Motor yang menjadi alat transportasi utama berseliweran, cendrung tidak teratur, tapi anehnya tidak ada kemacetan yang berarti. Semuanya mengalir, bahkan terkadang transaksi jual beli pun bisa dilakukan di pinggir jalan. Sehingga tidak aneh bising suara klakson sering terdengar. Walaupun terkadang pengguna jalan lainnya terganggu, mereka tidak akan sampai terjadi keributan, seperti yang sering terjadi di Jakarta.

Wajah Hanoi di pagi hari, dari atas hotel












Banyak tempat yang bisa kita kunjungi, ketika kita menjejakan kaki di Hanoi.Seperti tempat tempat yang saya kunjungi HoChi Minh Mausoleum, Danau Hoan Kiem, Temple of Literature, dan masih banyak yang lainnya. Bersambung....

Monday, March 14, 2011

"HANYA ADA 3 HARI DALAM HIDUP INI....!!"

Seorang teman baik saya, memberikan saya sebuah catatan. Judulnya "Hanya ada 3 hari dalam hidup ini". sungguh menarik, mungkin beberapa dari kalian sudah sering melihat literatur tulisan seperti ini, namun bagi saya sendiri makna dari catatan ini sangatlah memberi banyak inspirasi bagi kehidupan personal saya. Ya semoga saja ini juga bisa membantu kalian untuk memotivasi diri bahwa, half of life is f*cking up, and the other half is dealing with it. Semoga membantu.....
Dali Time


Yang Pertama :
HARI KEMARIN...
Kamu tak bisa mengubah apapun yang telah terjadi...
Kamu tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan....
Kamu tak mungkin lagi menghapus kesalahan..;
dan mengulangi kegembiraan yang kamu rasakan kemarin...
Biarkan hari kemarin lewat;
LEPASKAN saja....

Yang kedua :
HARI ESOK...
Hingga mentari terbit esok hari,
Kamu tak tahu apa yang akan terjadi...
Kamu belum bisa melakukan apa-apa untuk esok hari...
Kamu tak mungkin tahu.., sedih atau ceria di esok hari...
Karena Esok hari belum tiba;
BIARKAN saja...

Yang tersisa kini hanyalah :
HARI INI...
Pintu masa lalu telah tertutup...
Pintu masa depanpun belum tiba...
Pusatkan saja diri kamu untuk hari ini...
Kamu dapat mengerjakan lebih banyak hal untuk hari ini...,
Bila kamu mampu melupakan hari kemarin...
Dan melepaskan ketakutan akan esok hari...

Hiduplah HARI INI...
Karena, masa lalu.. dan masa depan.. hanyalah permainan pikiran yang rumit....

Hiduplah apa adanya...
Karena yang ada hanyalah hari ini...
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati.. dan rasa hormat..,
Meski mereka berlaku buruk pada kamu...
Sayangilah seseorang sepenuh hati hari ini.., karena mungkin besok cerita sudah berganti....
Ingatlah bahwa kamu menunjukkan penghargaan pada orang lain... bukan karena siapa mereka..., tetapi karena siapakah diri kamu sendiri....
Jadi, jangan biarkan masa lalu mengekangmu...
Atau masa depan membuatmu bingung....
Apapun juga yang kamu perbuat.., perbuatlah dengan segenap hatimu... Sepenuh jiwa ragamu..
Berterima kasihlah pada orang yang telah melukai hatimu, karena dia telah membuat hatimu kuat.
Berterima kasilah pada orang yang telah membohongimu, karena dia membuat hidupmu makin bijaksana.

Berterima kasihlah pada orang yang telah membencimu, karena dia yang mengasah ketegaranmu.
Dan berterima kasilah pada orang yang telah menyayangimu, karena itulah ANUGERAH TERINDAH dalam hidupmu...

Sunday, March 6, 2011

Garda Republik di ujung Sebatik


Yappssss...... masih sejengkal kisah saya di pulau Sebatik, yang pulaunya di bagi dua menjadi milik Indonesia dan Malaysia. Di pulau Sebatik terdapat 18 patok yang menjadi batas kedua negara di pulau ini. Uniknya di sekitar patok 3, di desa Aji Kuning, kecamatan Sebatik Induk ada beberapa rumah yang langsung berbatasan dengan beranda negara tetangga kita Malaysia. Rumah rumah tersebut memiliki ruang tamu hingga ruang tengah di wilayah Indonesia, dan dapur di wilayah Malaysia.

Salah satu sudut di desa Sungai Pancang Sebatik


Banyak perahu perahu kecil berbendera Malaysia lalu lalang di belakang patok 3 tersebut,  hal ini karena di belakang patok 3 terdapat sungai kecil yang bermuara ke lautan yang besebelahan langsung dengan kota Tawau, Malaysia. Biasanya perahu perahu tersebut mengangkut kebutuhan pokok masyarakat pulau Sebatik seperti gas, beras, gula dan beberapa produk bahan pokok lainnya lainnya. Sebagai gantinya, masyarakat Sebatik menjual hasil kebunnya seperti pisang, cacao, atau kelapa sawit ke Malaysia. Untuk melakukan transaksi sendiri di sini tidaklah sulit, mereka telah terbiasa melakukan bisnis perdagangan dengan dua mata uang sekaligus. Bahkan di Sebatik banyak warung atau toko yang biasa menggunakan Ringgit Malaysia sebagai alat tukar.
Selain bertugas menjaga patok patok perbatasan, saya juga melihat sesuatu yang unik dilakukan oleh para serdadu di pos aji Kuning ini. Untuk mengisi waktu luang selama penugasan di perbatasan, Letda Inf Suradi berinisiatif untuk mengajarkan anak anak yang tinggal disekitaran pos PamTas Aji Kuning, untuk belajar bahasa inggris. Latar belakang beliau mengajarkan bahasa Inggris, dikarenakan perbedaan yang jauh dalam dunia pendidikan antara pebatasan Indonesia dan Malaysia. Memang jikalau kita melihat perbandingan dengan beranda malaysia di Tawau jelas sekali terlihat perbedaannya. Dilihat dari segi pembangunan saja kita tertinggal jauh, apalagi dalam hal dunia pendidikan. 


Sebenarnya kalau saya lihat, kemampuan berbahasa Inggris dari Letda Inf Suradi sendiri masih ada keterbatasan ( Sorry bang Sur heheheh...) namun beliau tetap semangat untuk mengajarkan anak anak tersebut agar tidak kalah dengan anak anak sebaya di negeri tetangga. Selain mengajarkan bahasa Inggris, Letda Inf suradi juga mengajarkan sikap disiplin, dan keberanian.  Ketika saya bertanya kepada beliau, adakah perubahan yang terjadi tehadap anak anak tersebut? beliau dengan bangga menyatakan kepada saya bahwa anak anak di Aji Kuning ini sudah ada perubahan sikap dan mental. Terbukti ketika kunjungan Wapres Boediono ketika menyambangi tempat belajar di pos Aji Kuning tersebut, anak anak begitu antusias bertanya kepada pak  Wapres ujarnya lagi. Hal ini membuat Wapres Boediono yang pada waktu itu berkunjung menjadi puas. 


Saya pikir, tidak semua serdadu bisa melakukan hal hal seperti ini, tidak saja menjaga kedaulatan negeri ini tapi juga memberikan sesuatu yang positif buat benih benih negeri ini dan mencetaknya sebagai garda di ujung negara. ANTANG... Berani... Setia... Jaya....!!!


Bersama personil Pos PamTas Aji Kuning, setelah berpatroli di patok 7

Saturday, March 5, 2011

Ribuan detik untuk ke Sebatik

Perjalan membawa saya, kali ini ke salah satu pulau terluar Indonesia, yang letaknya masuk ke dalam Provinsi Kalimantan Timur. Pulau Sebatik namanya, pulau ini sendiri di belah menjadi dua bagian, bagian selatannya di miliki oleh negara tetangga kita Malaysia, dan bagian utaranya di miliki oleh Indonesia. di pulau Sebatik milik Indonesia hanya ada dua kecamatan yakni, kecamatan Sebatik Induk, dan kecamatan Sebatik Barat

Untuk sampai ke Pulau Sebatik tidaklah mudah, hampir semua moda transportasi saya gunakan untuk sampai ke pulau terpencil ini. Saya berangkat dari Jakarta menggunakan pesawat paling pagi yg diterbangkan oleh maskapai penerbangan "Macan Udara" menuju bandara udara Juwata di kota Tarakan. namun sebelumnya saya sempat transit di bandar udara internasional Sepinggan di Balikpapan. Setelah sempat beristirahat semalam di kota Tarakan, dikarenakan ada insiden kecil antara teman saya dan maskapai penerbangan yang membawa kita, akhirnya saya menuju pelabuhan Tarakan. Kota Tarakan sendiri tidaklah begitu besar, hingga antara pusat kota dengan bandara atau pelabuhan tidaklah jauh. Ohhhh iya..... sampai lupa kalo anda berada di Tarakan jangan lupa mampir untuk menyantap kepiting Tarakan yang ngga ada duanya deh hehehehe.... anda bisa menemukannya di rumah makan kepiting Kenari tidak begitu jauh dari bandara. Di pelabuhan Tarakan sendiri aktifitas sudah sebegitu ramainya, padahal waktu di jam saya baru saja menunjukan pukul 07:00 wita. Sudah banyak penumpang yang siap diantarkan menggunakan speed boat yang rata rata menggunakan mesin berkekuatan antara 600 hp smp 800 hp. Biasanya para penumpang tersebut akan melakukan perjalanan ke Nunukan atau Sebatik. Beruhubung speed boat yang menuju pulau Sebatik baru akan berjalan pada pukul 10:00 wita, akhirnya saya dan teman saya memutuskan untuk menggunakan speed boat menuju Nunukan terlebih dahulu dan baru melanjutkan ke pulau Sebatik.

Menuju Nunukan sendiri menghabiskan waktu hampir 2,5 jam lamanya, melewati muara sungai besar lalu ke lautan. Hmmm sayang saya tidak mengetahui sungai apa yang bermuara hingga ke lautan yang saya akan lewati. Beruntung cuaca hari itu sangat bersahabat, sehingga ombak pun tidak terlalu besar menghantam speed boat yang saya tumpangi. Speed Boat sendiri suasananya cukup nyaman, dengan penumpang kapasitas penuh kira kira 20 sampai 30 orang, dan kita cukup membayar ongkos speed boat 185 ribu rupiah saja. Tidak banyak hal yang bisa kita lakukan selama perjalanan, setelah puas tertidur saya naik ke atas geladak speed boat yang melaju cukup kencang. Sambil menikmati sebatang rokok di tengah  hembusan angit laut yang kencang dan teriknya matahari yang membakar kulit, saya berpikir apa yang ada di sebatik sana.

Akhirnya pukul 10:30 saya tiba di dermaga Tunon Taka, Nunukan. Walaupun suasananya tidak seperti di pelabuhan Tarakan, namun dermaga Tunontaka ini melayani pelayaran ke pulau Sulawasi dan bahkan Malaysia. Nunukan biasanya sering dijadikan tempat transitnya TKI yang bermasalah dari Malaysia sebelum kembali ke kampungnya. Di pelabuhan Tunontaka sendiri sudah banyak buruh angkut yg langsung membawa perlengkapan saya dan teman saya tanpa bisa kita larang, maklum kapal berikutnya baru tiba pukul 14:00 wita. Selain banyak buruh angkut, banyak juga para supir angkutan kota yang menawarkan jasanya untuk mengantar. Setelah berhasil bernegosiasi harga dengan salah seorang supir angkot yang bernama "iwan kelabu" (ia memperkenalkan dirinya seperti itu) akhirnya kita menuju sebuah dermaga kecil yang berisi perahu perahu kecil terbuat dari kayu. Kembali saya bersama teman saya bernegosiasi soal harga kali ini dengan pemilk perahu yang akan membawa kita ke dermaga bambangan di pulau sebatik. perjalanan dari Nunukan menuju Sebatik  hanya di tempuh 10 menit walau dengan perahu kecil. Dengan  ongkos 10 ribu per orang saya dan teman saya menuju pulau sebatik. Air laut yang biru gelap dan tenang serta kapal kayu kecil yang tidak seberapa cepat jalannya juga  tidak lupa  sebatang rokok kretek menambah nikmatnya perjalanan menuju Sebatik.
 
Sisa sisa dermaga kayu di Tunontaka, Nunukan
                                                      




















AKHIRNYAAAA.... Eurekaaaa... sampai juga saya di pulau sebatik hahahaha....
puas, senang bercampur aduk perasaan ini. Walaupun sebenarnya masih 1 jam perjalanan lagi menggunakan mobil untuk menuju pusat kota kecamatan Sebatik. Seperti yang saya ceritakan di atas tadi bahwa memang ada speed boat yang langsung menuju pulau Sebatik, namun speed boat itu berlabuh di Sungai Nyamuk, di tengah kota Kecamatan Sebatik Induk.

Melihat pulau sebatik ini memang cukup menyedihkan, sebelum memasuki tempat yang saya tuju di Sungai Nyamuk, jalan yang saya lalui masih hanya tanah merah dan bebatuan krikil. Untungnya hari ini tidak hujan sehingga perjalanan pun tanpa hambatan berarti. Sepanjang jalan juga saya melihat beberapa tiang listrik yang sudah penuh dengan tanaman merambat, ketika saya tanya kepada supir yang mengantar saya, dia mengatakan bahwa, sudah hampir 10 tahun tiang listrik itu berdiri namun belum ada aliran listriknya.  Bahkan ada beberapa rumah tangga menggunakan kabel listriknya untuk di jadikan tali jemuran. Gilaaaaa..... saya mengumam dalam hati, apa ya yang mereka lakukan untuk menghabiskan malam malam di sebatik ini. Apalagi sebelum masuk ke daerah Sungai Nyamuk, para penduduk tinggalnya saling berjauhan satu sama lain. Tak habis pikir, padahal Sebatik adalah bagian dari Provinsi Kalimantan Timur, di mana di provinsi ini banyak terdapat tambang tambang batu bara. Kemanakah suplay bahan energi itu pergi,? tidakkah mereka orang orang sebatik juga bisa menikmatinya????

Memang tak aneh bahkan di kota kabupaten Nunukan pun masih sering terjadi pemadaman bergilir, ironis untuk sebuah tempat yang banyak menghasilkan sumber daya energi. Hmmmm..... sebuah tempat di ujung negeri yang hampir tak terurus. Setelah perjalanan panjang, saya akhirnya tinggal di salah satu hotel di Sungai Nyamuk, Queen hotel namanya. Pertimbangan tinggal di hotel itu karena, hotel tersebut adalah satu satunya hotel yang memiliki fasilitas genset di pulau Sebatik. 

Tak perlu menunggu lama untuk merebahkan diri setelah melakukan perjalanan yang memakan waktu puluhan ribu detik untuk menuju ke sebatik ini. Namun tak perlu menunggu lama pula untuk mendapatkan pemadaman listrik bergilir di kota ini........ hmmmmmm.

Selat Sebatik














Pulau Sebatik terlihat dari Tunontaka



                                 

Friday, March 4, 2011

First Note

Hi there..... ini note pertama saya, berbarengan dengan malam Tahun Baru Caka 1933 atau tahun 2011 di tahun masehi. Yah semoga aja melalui media seperti ini, saya bisa belajar penulisan yang baik, dan bisa dinikmati oleh banyak orang juga. Cheers.....