Saturday, March 5, 2011

Ribuan detik untuk ke Sebatik

Perjalan membawa saya, kali ini ke salah satu pulau terluar Indonesia, yang letaknya masuk ke dalam Provinsi Kalimantan Timur. Pulau Sebatik namanya, pulau ini sendiri di belah menjadi dua bagian, bagian selatannya di miliki oleh negara tetangga kita Malaysia, dan bagian utaranya di miliki oleh Indonesia. di pulau Sebatik milik Indonesia hanya ada dua kecamatan yakni, kecamatan Sebatik Induk, dan kecamatan Sebatik Barat

Untuk sampai ke Pulau Sebatik tidaklah mudah, hampir semua moda transportasi saya gunakan untuk sampai ke pulau terpencil ini. Saya berangkat dari Jakarta menggunakan pesawat paling pagi yg diterbangkan oleh maskapai penerbangan "Macan Udara" menuju bandara udara Juwata di kota Tarakan. namun sebelumnya saya sempat transit di bandar udara internasional Sepinggan di Balikpapan. Setelah sempat beristirahat semalam di kota Tarakan, dikarenakan ada insiden kecil antara teman saya dan maskapai penerbangan yang membawa kita, akhirnya saya menuju pelabuhan Tarakan. Kota Tarakan sendiri tidaklah begitu besar, hingga antara pusat kota dengan bandara atau pelabuhan tidaklah jauh. Ohhhh iya..... sampai lupa kalo anda berada di Tarakan jangan lupa mampir untuk menyantap kepiting Tarakan yang ngga ada duanya deh hehehehe.... anda bisa menemukannya di rumah makan kepiting Kenari tidak begitu jauh dari bandara. Di pelabuhan Tarakan sendiri aktifitas sudah sebegitu ramainya, padahal waktu di jam saya baru saja menunjukan pukul 07:00 wita. Sudah banyak penumpang yang siap diantarkan menggunakan speed boat yang rata rata menggunakan mesin berkekuatan antara 600 hp smp 800 hp. Biasanya para penumpang tersebut akan melakukan perjalanan ke Nunukan atau Sebatik. Beruhubung speed boat yang menuju pulau Sebatik baru akan berjalan pada pukul 10:00 wita, akhirnya saya dan teman saya memutuskan untuk menggunakan speed boat menuju Nunukan terlebih dahulu dan baru melanjutkan ke pulau Sebatik.

Menuju Nunukan sendiri menghabiskan waktu hampir 2,5 jam lamanya, melewati muara sungai besar lalu ke lautan. Hmmm sayang saya tidak mengetahui sungai apa yang bermuara hingga ke lautan yang saya akan lewati. Beruntung cuaca hari itu sangat bersahabat, sehingga ombak pun tidak terlalu besar menghantam speed boat yang saya tumpangi. Speed Boat sendiri suasananya cukup nyaman, dengan penumpang kapasitas penuh kira kira 20 sampai 30 orang, dan kita cukup membayar ongkos speed boat 185 ribu rupiah saja. Tidak banyak hal yang bisa kita lakukan selama perjalanan, setelah puas tertidur saya naik ke atas geladak speed boat yang melaju cukup kencang. Sambil menikmati sebatang rokok di tengah  hembusan angit laut yang kencang dan teriknya matahari yang membakar kulit, saya berpikir apa yang ada di sebatik sana.

Akhirnya pukul 10:30 saya tiba di dermaga Tunon Taka, Nunukan. Walaupun suasananya tidak seperti di pelabuhan Tarakan, namun dermaga Tunontaka ini melayani pelayaran ke pulau Sulawasi dan bahkan Malaysia. Nunukan biasanya sering dijadikan tempat transitnya TKI yang bermasalah dari Malaysia sebelum kembali ke kampungnya. Di pelabuhan Tunontaka sendiri sudah banyak buruh angkut yg langsung membawa perlengkapan saya dan teman saya tanpa bisa kita larang, maklum kapal berikutnya baru tiba pukul 14:00 wita. Selain banyak buruh angkut, banyak juga para supir angkutan kota yang menawarkan jasanya untuk mengantar. Setelah berhasil bernegosiasi harga dengan salah seorang supir angkot yang bernama "iwan kelabu" (ia memperkenalkan dirinya seperti itu) akhirnya kita menuju sebuah dermaga kecil yang berisi perahu perahu kecil terbuat dari kayu. Kembali saya bersama teman saya bernegosiasi soal harga kali ini dengan pemilk perahu yang akan membawa kita ke dermaga bambangan di pulau sebatik. perjalanan dari Nunukan menuju Sebatik  hanya di tempuh 10 menit walau dengan perahu kecil. Dengan  ongkos 10 ribu per orang saya dan teman saya menuju pulau sebatik. Air laut yang biru gelap dan tenang serta kapal kayu kecil yang tidak seberapa cepat jalannya juga  tidak lupa  sebatang rokok kretek menambah nikmatnya perjalanan menuju Sebatik.
 
Sisa sisa dermaga kayu di Tunontaka, Nunukan
                                                      




















AKHIRNYAAAA.... Eurekaaaa... sampai juga saya di pulau sebatik hahahaha....
puas, senang bercampur aduk perasaan ini. Walaupun sebenarnya masih 1 jam perjalanan lagi menggunakan mobil untuk menuju pusat kota kecamatan Sebatik. Seperti yang saya ceritakan di atas tadi bahwa memang ada speed boat yang langsung menuju pulau Sebatik, namun speed boat itu berlabuh di Sungai Nyamuk, di tengah kota Kecamatan Sebatik Induk.

Melihat pulau sebatik ini memang cukup menyedihkan, sebelum memasuki tempat yang saya tuju di Sungai Nyamuk, jalan yang saya lalui masih hanya tanah merah dan bebatuan krikil. Untungnya hari ini tidak hujan sehingga perjalanan pun tanpa hambatan berarti. Sepanjang jalan juga saya melihat beberapa tiang listrik yang sudah penuh dengan tanaman merambat, ketika saya tanya kepada supir yang mengantar saya, dia mengatakan bahwa, sudah hampir 10 tahun tiang listrik itu berdiri namun belum ada aliran listriknya.  Bahkan ada beberapa rumah tangga menggunakan kabel listriknya untuk di jadikan tali jemuran. Gilaaaaa..... saya mengumam dalam hati, apa ya yang mereka lakukan untuk menghabiskan malam malam di sebatik ini. Apalagi sebelum masuk ke daerah Sungai Nyamuk, para penduduk tinggalnya saling berjauhan satu sama lain. Tak habis pikir, padahal Sebatik adalah bagian dari Provinsi Kalimantan Timur, di mana di provinsi ini banyak terdapat tambang tambang batu bara. Kemanakah suplay bahan energi itu pergi,? tidakkah mereka orang orang sebatik juga bisa menikmatinya????

Memang tak aneh bahkan di kota kabupaten Nunukan pun masih sering terjadi pemadaman bergilir, ironis untuk sebuah tempat yang banyak menghasilkan sumber daya energi. Hmmmm..... sebuah tempat di ujung negeri yang hampir tak terurus. Setelah perjalanan panjang, saya akhirnya tinggal di salah satu hotel di Sungai Nyamuk, Queen hotel namanya. Pertimbangan tinggal di hotel itu karena, hotel tersebut adalah satu satunya hotel yang memiliki fasilitas genset di pulau Sebatik. 

Tak perlu menunggu lama untuk merebahkan diri setelah melakukan perjalanan yang memakan waktu puluhan ribu detik untuk menuju ke sebatik ini. Namun tak perlu menunggu lama pula untuk mendapatkan pemadaman listrik bergilir di kota ini........ hmmmmmm.

Selat Sebatik














Pulau Sebatik terlihat dari Tunontaka



                                 

4 comments:

  1. hi, nama saya Mohammad Farith.. dan berasal daripada negara Malaysia.. saya sangat tertarik dengan catatan mengenai perjalanan saudara ke pulau sebatik.. cuma ingin sekali saya bertanya mengenai satu perkara iaitu mengenai Hotel Queen tersebut... boleh kah saudara post gambar hotel tersebut kerana saya berkemungkinan ingin ke sana juga suatu hari nanti..tq

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Farith, terim kasih sudah membaca blog saya. namun maaf sebelumnya saya tidak memiliki dokomentasi mengenai Hotel Queen di pulau sebatik. But that Hotel is the best hotel in town. Welcome to Indonesia and enjoy the island.

      Delete
  2. Berapa tarif menginap di Hotel Queen Sebatik

    ReplyDelete
    Replies
    1. To adit & rizky
      Tarif hotel pada saat saya kesana, sekitar IDR 250,000

      Delete